Itu salah satu pesan WA dari orang tua yang khawatir tentang Tantrum Temper (untuk selanjutnya saya akan gunakan istilah Indonesianya “marah-marah”) dan perilaku agresif anak mereka, adalah hal yang sering dialami oleh banyak profesional di bidang perkembangan anak dan hipnoterapi, termasuk saya. Apalagi jika prilaku marah-marah tersebut sampai memukul teman, bahkan guru di sekolah.
Sementara marah-marah adalah hal yang umum terjadi pada anak-anak, terkadang itu bisa meningkat menjadi masalah serius. Di artikel ini, kita akan menjelajahi fenomena marah-marah pada anak, penyebabnya, ciri-cirinya, serta berbagai cara yang bisa digunakan orang tua dan para profesional untuk mengelola dan mencegahnya secara efektif. Kita juga akan membahas peran hipnoterapi dalam mengatasi marah-marah anak dan memberikan solusi jangka panjang.
Pahami Marah-Marah pada Anak
Marah-marah, yang juga dikenal sebagai ledakan emosi atau kemarahan, umumnya terkait dengan anak-anak, terutama mereka yang sedang mengalami distres emosional. Perilaku ini bisa muncul dalam bentuk keras kepala, menangis, berteriak, melawan, dan dalam beberapa kasus, kekerasan. Penting untuk diingat bahwa marah-marah adalah bagian alami dari perkembangan seorang anak, biasanya muncul sekitar usia 12 hingga 18 bulan, semakin intensif antara usia 2 hingga 3 tahun, dan berkurang pada usia 4 tahun. Namun, dalam beberapa kasus, perilaku ini bisa berlanjut dan menjadi masalah serius.
Mengapa Marah-Marah Terjadi?
Memahami alasan di balik marah-marah anak adalah kunci dalam mengatasi dan mengelola perilakunya dengan efektif. Beberapa pemicu umum untuk marah-marah termasuk:
Keinginan untuk Mandiri: Anak-anak sering menunjukkan keinginan untuk mandiri saat mereka menyadari bahwa mereka berbeda dari orang tua mereka, yang sering diungkapkan dengan sering berkata “tidak” dan marah-marah.
Mencari Perhatian: Marah-marah mungkin menjadi cara bagi anak-anak untuk menguji batasan dan mendapatkan perhatian dari orang tua atau pengasuh.
Frustrasi dalam Berkomunikasi: Anak-anak kecil mungkin belum memiliki kosakata yang cukup untuk mengungkapkan pemikiran dan perasaan mereka, yang dapat menyebabkan frustrasi dan akhirnya marah-marah.
Kebutuhan yang Tidak Terpenuhi: Ketika kebutuhan anak, seperti lapar, lelah, atau ketidaknyamanan, tidak diatasi, mereka lebih cenderung marah-marah.
Stres dan Kecemasan: Kondisi emosional anak bisa dipengaruhi oleh faktor stres di rumah atau di lingkungan mereka, yang berkontribusi pada munculnya marah-marah.
Ciri-Ciri Marah-Marah
Meskipun normal bagi anak-anak untuk menunjukkan berbagai perilaku yang menantang pada tahap perkembangan mereka, marah-marah bisa menjadi masalah ketika terjadi dengan frekuensi, intensitas, dan durasi yang lebih panjang dari yang biasanya terjadi pada usia anak tersebut. Memahami temperamen anak juga bisa memberikan wawasan tentang pola perilaku mereka. Ada sembilan jenis temperamen berbeda pada anak, masing-masing memberikan predisposisi terhadap jenis reaksi yang spesifik. Temperamen ini meliputi temperamen hiperaktif, mudah teralihkan, tingkat intensitas tinggi, ketidakaturan, ketidaktaatan, ambang sensori rendah, penarikan awal, adaptabilitas buruk, dan suasana hati negatif.
Kapan Dibutuhkan Bantuan Profesional?
Pada kebanyakan kasus, anak-anak akan tumbuh dari marah-marah saat kemampuan kendali diri mereka membaik, biasanya pada usia 5 tahun. Namun, dalam situasi di mana marah-marah sangat parah, sering terjadi, atau tidak dapat dikelola oleh orang tua atau pengasuh, sebaiknya mencari bantuan profesional. Dokter anak atau psikolog bisa menilai situasi ini, mempertimbangkan faktor fisik atau psikologis yang berkontribusi pada marah-marah. Tergantung pada keadaan, orang tua mungkin akan dirujuk ke penyedia layanan kesehatan mental, sekolah, atau Praktisi Hipnoterapi. Intervensi dini sangat penting dalam mengatasi masalah perilaku dan memastikan kesuksesan anak di rumah dan sekolah.
Penanganan Marah-Marah
Penanganan marah-marah terutama melibatkan pemahaman terhadap kebutuhan anak dan mengajarkan mereka cara alternatif untuk mengelola emosi dan perilaku mereka. Dalam banyak kasus, marah-marah bisa dikelola dengan efektif tanpa perlu perawatan medis. Mengabaikan perilaku marah-marah sambil membantu anak belajar cara mengendalikan emosi mereka seringkali sudah cukup.
Bekerja sama dengan orang tua dan berkolaborasi dalam penyelesaian masalah bersama.
Mempelajari pendekatan ini dapat membantu anak mengidentifikasi perasaannya dan terlibat dalam aktivitas yang memungkinkan mereka mengungkapkan perasaan mereka. Bermain adalah cara anak memproses dunianya. Memungkinkan anak mengidentifikasi strategi penanganan yang mereka sukai adalah cara untuk mencari solusi masalah secara bersama-sama dan memberi mereka kekuatan untuk membuat pilihan yang membantu mereka memenuhi kebutuhan mereka.
Bagaimana Mengatasi Emosi yang Membosankan
Suatu kritik terhadap tren “parenting yang penuh hormat” yang sedang meningkat adalah kesalahpahaman bahwa tidak ada konsekuensi. Parenting berarti menggunakan aturan untuk memperkuat apa yang kita ajarkan kepada anak. Menetapkan batasan menyampaikan pesan: “Saya peduli tentang Anda, dan tugas saya adalah menjaga Anda tetap aman.”
Jadi, bagaimana seharusnya orang tua berintervensi?
Pertama-tama, penting untuk mengendalikan emosi Anda. Bagian dari menjadi orang tua adalah mendengar tangisan anak dan merasa seperti Anda juga mungkin ingin marah. Berhentilah sejenak. Beri diri Anda waktu sebentar.
Mengamati Pemicu sebagai Pencegahan
Mengamati pemicu yang memicu kemarahan bisa membantu orang tua mengidentifikasi pola perilaku anak. Mengenali pemicu-pemicu ini, seperti perubahan atau situasi yang menimbulkan kecemasan, dapat memberikan wawasan ke dalam dunia dalam diri anak dan membantu orang tua memenuhi kebutuhan anak dengan efektif.
Memahami Pentingnya Ketangguhan Emosional Anak-anak bisa diajari untuk mengidentifikasi dan mengatur emosi mereka, yang mengembangkan ketangguhan emosional. Mengakui perasaan mereka, berkomunikasi tentang batasan, dan memberikan pilihan terbatas dapat membantu anak mengelola emosinya.
Orang tua sebaiknya terlibat dalam percakapan setelah kemarahan, mengakui kesulitan anak dan mendorong mereka untuk merenungkan sudut pandang dan perasaan mereka. Menormalisasi pembicaraan seputar emosi dan memberikan model kasih pada diri sendiri sangat penting dalam membantu perkembangan ketangguhan emosional pada anak.
Mengajarkan Strategi Penanganan
Anak-anak bisa diajari strategi penanganan fisik untuk mengelola emosi yang sangat kuat. Bernapas dalam-dalam, berpelukan dengan mainan favorit, dan terlibat dalam kegiatan yang membuat mereka senang dapat membantu anak untuk menenangkan diri dan pulih dari kemarahan. Dengan memberdayakan anak-anak untuk mengidentifikasi strategi penanganan yang mereka sukai, orang tua bisa bekerja sama dengan anak-anak mereka untuk mencari solusi masalah dan mendorong mereka untuk membuat pilihan yang memenuhi kebutuhan emosional mereka.
Kesimpulan
Kemarahan pada anak-anak bisa menjadi ujian yang menantang baik bagi orang tua maupun pengasuh. Ledakan emosi, tangisan, dan ketidakpatuhan seringkali membuat semua orang yang terlibat merasa terlalu terbebani. Namun, ada harapan bagi orang tua yang mencari solusi untuk mengubah perilaku anak mereka dan membantu mereka mendapatkan kembali kendali atas emosi mereka.
Hipnoterapi muncul sebagai metode yang menjanjikan untuk mengatasi dan mengurangi masalah yang terkait dengan kemarahan, asalkan penyebab-penyebab mendasar dapat diidentifikasi.
Orang tua yang telah menjajaki hipnoterapi sebagai pengobatan untuk kemarahan anak-anak mereka telah melaporkan hasil yang luar biasa. Pesan-pesan ucapan terima kasih telah mengalir masuk ke WA saya, menyatakan kekaguman atas perubahan positif yang terlihat dalam perilaku anak-anak mereka. Para guru juga ikut melihat perubahan ini dan memberikan pujian atas perubahan yang mencolok dalam pola perilaku anak-anak.
Memahami akar penyebab kemarahan sangat penting untuk intervensi yang berhasil. Hipnoterapi bisa menjadi alat yang kuat ketika digunakan untuk mengungkap dan mengatasi pemicu-pemicu yang menyebabkan ledakan emosi. Dengan menjelajahi alam bawah sadar anak, hipnoterapi dapat membantu mengidentifikasi isu-isu mendasar, seperti distres emosional atau konflik yang belum terselesaikan, yang seringkali berkontribusi pada perilaku marah.
Hipnoterapi memberikan cara untuk menanamkan saran positif dan mekanisme penanganan ke dalam alam bawah sadar anak. Saran-saran ini memungkinkan anak untuk mengatur emosinya dengan lebih efektif, akhirnya menghasilkan perilaku yang lebih tenang dan terkendali.
Transformasi ini tidak hanya terlihat di rumah, tapi juga merambah ke lingkungan sekolah, di mana guru dan teman-teman sebaya melihat perbaikan yang mencolok dalam pola perilaku anak tersebut.
Kesimpulannya, hipnoterapi menawarkan solusi yang menjanjikan untuk mengatasi dan mengubah kemarahan anak. Dengan fokus pada akar penyebab dan penggunaan saran untuk mengatur emosi, orang tua dan pengasuh bisa menyaksikan perubahan positif dalam perilaku anak mereka.
Transformasi ini bukan hanya berpengaruh besar pada anak, tetapi juga mendapatkan ucapan terima kasih dari orang tua dan pujian dari para guru.
Hipnoterapi adalah alat yang kuat yang bisa membantu anak-anak mendapatkan kendali atas emosi mereka dan menjadi individu yang lebih tenang.
Jadi kembali ke pertanyaan awal: Apakah Hipnoterapi bisa merubah prilaku Tantrum Temper anak? Jawabannya: sangat bisa sekali.
Pesan sesi Hipnoterapi Anda sekarang
WA : 0838 9238 6000
WA : O815 8548 7000
Penulis: Coach Dirga SE, S.Sos, CH, CHt